Rasa
memiliki. Mengesampingkan latar belakang dan motif orang-orang, manusia selalu
membangun rasa memiliki memang. Kamu dan
aku pun demikian. (Ngomong-ngomong, kata-kata tadi adalah kutipan yang
paling aku gemari dari tugas akhir sendiri ehehe..) Hanya, semisal kamu
menyangka tulisanku hendak berkisah mengenai hal-hal romantik, kamu keliru
sedikit. Bagaimana lagi? Mengenai perkara
yang dengan kisah kasih terkait, aku payah. Milikku pahit-pahit. Dududududu..
Sambung lagi.
Jadi, begini. Rasa memiliki yang kumaksud ialah satu istilah yang
dalam bahasa inggrisnya juga dikenal dengan sense
of belonging, yang mana yang demikian berarti perasaan manusia untuk ikut menjadi
bagian dari sesuatu yang lebih besar dari sekadar dirinya. Misal saja keluargamu.
Teman-temanmu. Komunitas satu, komunitas lain. Atau bahkan tempat asal, tempat
kerja, tempat-tempat tertentu, tempat yang lainnya lagi dan gaya hidup orang-orang
di dalamnya. Orang-orang menjadikan diri mereka sendiri merasa menjadi bagian
perkara-perkara tadi. Pada hakikatnya, demikian memang. Manusia selalu berusaha
untuk menumbuhkan rasa memiliki (pada hal-hal tertentu tentunya), pula mengaitkan
diri dengan ciri yang dimiliki orang/orang-orang dan hal-hal lain.
(Lalu, dengan mengaitkan dirimu dengan orang-orang,
tempat-tempat dan hal lain-lain tertentu, kamu mendapati identitasmu sebagai
seseorang. Misal, sewaktu kamu memperkenalkan diri. Kamu mengenalkan diri
sebagai si sulung dari dua sekandung, berasal dari kota kaya polusi, menyukai
itu dan ini dan lain-lain.)
Kemudian lagi, adalah betul bahwa rasa memiliki tidak tumbuh,
tapi ditumbuhkan. Mengapa? Dengan
mengaitkan diri mereka dengan hal-hal yang lebih luas dari sekadar dirinya,
manusia menyemai ikatan. Untuk apa?
Apalagi kalau bukan mencari tempat bersandar, kan? Misal saja keluarga yang kamu menjadikannya tempat berbagi keluh, kesah dan resah. Teman-teman yang padamu mendatangkan rasa nyaman, pasangan yang..
pasangan skip saja. Lalu, kafe-kafe pinggiran
jalan yang sepi, yang mana kamu jadikan pelarian dan tempat bersendiri. Dan komunitas
tertentu, tempatmu bersama orang lain bersama-sama menggiatkan minat/ide/tujuan/aktivitas/gagasan
yang satu.
Dan adalah betul bahwa rasa memiliki bersifat universal. Sama halnya yang aku bilang di awal-awal.
Tanpa peduli latar belakang dan motif orang-orang, rasa memiliki memang satu
kebutuhan yang mesti tercukupkan. Rasa
memiliki perlu tercukupi. Sedang merasa memilikimu lain lagi. dudududududu... Bagaimanapun, untuk merasa atau tidak merasa menjadi bagian
dari sesuatu itu urusan orang masing-masing. Satu dan yang lain boleh jadi
memiliki rasa memiliki pada hal yang satu. Boleh
jadi lain. Yang mana pun, yang jelas rasa memiliki mesti tercukupi.
Jadi, semisal kamu tidak memiliki tempat berpulang atau baru
saja kehilangan tempatmu bersandar, mari sini. Kupinjami bahuku. sini, sini!
No comments:
Post a Comment
Pendapatmu??